Parade Argentina jadi Juara, 3,5 Juta Warga Turun ke Jalan - Kekacauan berjalan pada parade Argentina usai juara Piala Dunia 2022 di Buenos Aires. Banyak suporter kecewa gara-gara tidak mampu memandang Lionel Messi dan kawan-kawan berasal dari dekat.
Pasalnya, berjalan pergantian rute pawai. Semula La Albiceleste bakal menuju Obelisk, monumen di pusat kota. Area selanjutnya memang jadi pusat konsentrasi massa. Masyarakat telah menuju ke sana sejak pagi sehabis memandang tim pergi ke markas Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) tidak lama usai tiba di bandara.
Banyaknya orang yang berkumpul di Obelisk memicu bus pemain tidak mungkin capai lokasi. La Nacion melaporkan, estimasi awal Kepolisian Buenos Aires membuktikan tersedia 3,5 juta orang yang turun ke jalan untuk menghadiri selebrasi timnas.
Perkembangan informasi berkaitan rute hingga di telinga suporter. Mereka sesudah itu bergeser menuju jalan raya yang dilaporkan bakal dilewati.
Sebelumnya kisruh terhitung berjalan di layanan transportasi umum. Calon penumpang menumpuk di stasion kereta didalam kota gara-gara dambakan menuju wilayah parade juara. Hingga berita ini turun, parade masih berjalan di sedang kebingungan pendukung.
Bus yang mempunyai pemain meninggalkan markas Asosiasi Sepak Bola Argentina pukul 11.29 sementara setempat untuk memulai parade. Lionel Messi dan kawan-kawan telah istirahat sehabis tiba berasal dari Qatar pada pukul 02.22.
Usai menekuni penerbangan nyaris 20 jam, Messi dan pelatih Lionel Scaloni terlihat pertama berasal dari pesawat. Pemain selanjutnya diarak menuju markas AFA menggunakan bus terbuka. Meski sementara tidak bersahabat, ribuan pendukung Argentina senantiasa menyongsong kedatangan pasukan Scaloni.
Bus akhirnya tiba di wilayah tujuan pukul 04.11.
Argentina sukses terlihat sebagai juara Piala Dunia 2022 sehabis mengalahkan Prancis 4-2 di final melalui drama adu penalti. Ini adalah gelar ketiga Tim Tango usai sukses 1978 dan 1986.
Gelar Ketiga
Argentina sukses terlihat sebagai juara Piala Dunia 2022 sehabis mengalahkan Prancis 4-2 di final melalui drama adu penalti. Ini adalah gelar ketiga Tim Tango usai sukses 1978 dan 1986.
Kedua tim di awalnya sharing skor serupa kuat 3-3 hingga 120 menit berakhir. Tim Tango sempat unggul 2-0 hingga menit ke-79 melalui gol penalti Lionel Messi di menit ke-23 dan gol Angel Di Maria pada menit ke-36. Namun keistimewaan dua gol itu disamakan oleh Kylian Mbappe pada menit ke-80 dan menit 81.
Di babak extra time Lionel Messi kembali mempunyai Tim Tango unggul 3-2, tapi lagi-lagi Mbappe mencetak hattricknya dan kembali menyamakan kedudukan jadi 3-3.
Pada babak adu penalti, kiper Argentina, Emiliano Martinez jadi pahlawan sehabis menepis tendangan pemain Prancis, Kingsley Coman, dengan eksekusi Aurélien Tchouaméni melebar.
Libur Nasional
Berlimpahnya massa tidak terlepas berasal dari ketetapan pemerintah yang mengambil keputusan 20 Desember sebagai hari libur nasional. Otoritas dambakan seluruh penduduk menumpahkan keceriaan menyusul kesuksesan timnas jadi juara Piala Dunia Qatar.
"Saya dambakan berada di Argentina untuk memandang betapa gilanya perayaan juara. Saya dambakan mereka tunggu saya, saya tak sabar untuk pulang dan menikmatinya dengan mereka," kata Messi.
